CAHAYA KEGELAPAN
Didalam gelap aku bergumam.
Apakah dunia segelap ini?
Tanpa penerangan, tanpa kehidupan.
Hampa tak menemui kehidupan.
Yang kulihat hanyalah gelap, hitam pekat.
Mata tak berfungsi.
Tubuh enggan beranjak dari tempat.
Bahka nafas mulai sesak.
Sesak karena fikiran mulai resah.
Apa ini yang dirasakan sahabatku yang buta?
Apakah mereka panik seperti aku?
Panik ketika mendapati dunia begitu gelap tak berbentuk.
Tapi kenapa mereka tak memperlihatkan semacam itu?
Mereka enjoy engan dunia mereka. Mereka tak sedikitpun mengeluh seperti diriku. Aku yang mempunyai kelebihan dari mereka mengeluh ketika mendapati peristiwa semacam ini. Paahal mereka sudah bertahun-tahun mengalami hal semacam itu, bahkan dari lahir.
Tapi apa?
Aku hanya beberapa menit mengalami kejadian seperti ini sudah menyerah, sudah putus asa, menganggap diriku tak berguna, bahkan beranjak dari tempatku pun enggan.
Apa yang terjadi padaku?
Bukan saatnya aku mengeluh. Bukan saatnya aku terdiam. Jikalau aku tidak menyukai dengan hal ini, aku harus bangkit. Aku gak mau terus-terusan seperti ini. Aku gak mau menganggap diriku kecil, dan aku gak mau kepanikanku berlebihan hanya karena masalah seperti ini. Aku gak mau mati konyol ditempat ini. Ini saatnya aku bangkit beranjak dan bergegas dari semua masalahku. Jikalau aku tidak menginginkan hidupku bermasalah. Aku lebih kuat. Aku lebih heba t dari mereka yang memiliki kekurangan. an aku tidak mau hanya melihat sisi kelemahanku, toh masih banyak sisi kelebihanku. Aku harus lewati masalah ini, selesaikan dan beranjak dari tempat ini.
BK: Luqman taufiq h
Tidak ada komentar:
Posting Komentar